zwani.com myspace graphic comments

Senin, 28 April 2008

God Is My Boss

Bacaan: Yohanes 15:1-8
Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah pengusahanya. - Yohanes 15:1


"Jesus is my Boss". Judul yang asyik sekaligus menarik. Mengingatkan kepada kita, bahwa di dalam Alkitab, Tuhan beberapa kali digambarkan sebagai seorang pengusaha atau pemilik, dengan kata lain, Tuhan juga adalah sosok Boss yang sempurna. Dari hal ini kita bisa belajar meneladani bagaimana cara kita bertindak dalam dunia kerja seperti yang Bos kita di surga melakukannya.

Bos kita rajin bekerja. Bos kita tidak hanya duduk santai di singgasanaNya saja, sebaliknya sampai detik ini Ia terus bekerja. Mengatur jagat raya, menjaga kelangsungan alam dan selalu menyatakan pemeliharaan serta pertolonganNya bagi kita. Jika Bos kita di surga bekerja, sudah seharusnya kita juga bekerja.

Bekerja, tanpa harus kecanduan kerja. Tahu waktu untuk istirahat, karena Bos kita juga beristirahat setelah enam hari menciptakan alam ini. Itu juga berarti bahwa Bos kita pakarnya me-manage waktu, kitapun harusnya bisa mengatur dan memprioritaskan waktu dengan baik.

Bos kita memiliki sikap positif yang sempurna. Ia tidak pernah menyerah. Lihat saja perumpamaan tentang seorang gembala yang kehilangan satu dombanya atau seperti seorang perempuan yang kehilangan satu keping uang yang dimilikinya. Tak akan menyerah sebelum yang hilang ditemukan! Bukankah dalam bekerja sudah seharusnya kita ulet, optimis, tak kenal menyerah, dan memiliki semangat kuat?

Bos kita sangat bijak dan sangat adil dalam setiap keputusanNya. Bos kita tidak pernah bekerja sendiri, Ia selalu bermitra dengan kita menjadi satu tim. Bos kita tidak pernah sewenang-wenang, bahkan pekerja yang masuk jam 5 sore pun diberi upah sehari kerja. Bos kita tidak menggelapkan pajak, Yesus sudah memberi contoh yang jelas soal itu.

Bos kita tidak pernah berbuat curang. Ia jujur, bahkan untuk dosa sekecil apapun, Ia tidak pernah kompromi. Kita ingin sukses? Mari teladani Bos kita. Jadilah pebisnis atau pemimpin yang bijak dan adil. Bangunlah sebuah tim yang kuat untuk mencapai kesuksesan bersama. Jangan bertindak sewenang-wenang dengan bawahan kita, hormati mereka, sebab tanpa mereka kita tidak akan bisa sukses. Bekerjalah dengan jujur, tidak curang dan mengedepankan integritas!

Selamat Bekerja!!

Kimball yang Sederhana

Bacaan: II Timotius 4:1-8

Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya... - II Timotius 4:2

Anda pernah mendengar seorang guru sekolah minggu bernama Kimball? Tidak pernah bukan? Bagi saya nama Kimball juga asing, bahkan baru sekali ini saya mendengarnya. Meski sama sekali tak populer, semangatnya untuk memberitakan Injil patut diacungi jempol.

Ialah yang membawa seorang pegawai toko sepatu kepada Kristus, yang kelak kita akan mengenal pegawai toko sepatu ini sebagai DL. Moody yang sangat terkenal itu!

Moody menjadi penginjil dan melahirkan seorang muda bernama FB. Meyer yang tak kalah populer. Meyer mulai berkhotbah dan memenangkan J. Wilbur Chapman.

Chapman terlibat dalam pelayanan YMCA dan menyelenggarakan KKR yang membuat seorang anak muda bernama Billy Graham mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan.

Billy Graham pun dikenal sebagai penginjil yang sudah membawa jutaan orang kepada Kristus!

Jika diurut kembali, bukan pertobatan orang-orang hebat itu diawali dari seorang guru sekolah Minggu yang sama sekali tak terkenal. Apakah guru sekolah minggu itu mempunyai bayangan tentang sederet akibat dari penginjilannya kepada pegawai toko sepatu tadi?

Apakah ia sudah membayangkan bahwa akan lahir seorang DL Moody, FB. Meyer, Chapman bahkan Billy Graham sebagai akibat dari pelayanannya? Tentu saja tidak. Hanya dari surga ia tersenyum puas melihat bahwa buah pelayanannya bisa berdampak sedemikian panjang bagi kerajaan Allah di bumi.

Kebanyakan kita tidak mau melakukan sesuatu sebelum melihat lebih dulu dampak positif apa yang akan terjadi. Bahkan kita malas melakukan pelayanan karena melihat bahwa orang-orang yang kita layani bukanlah orang yang “menjanjikan” dan sama sekali bukan orang potensi.

Jika memiliki pemikiran seperti ini, bukankah Kimball juga tak mau repot-repot memberitakan Injil kepada Moody yang pada waktu itu hanya seorang pegawai toko sepatu? Seandainya benar demikian, bukankah mungkin tak akan pernah lahir seorang Moody, Meyer, Chapman bahkan Graham!

Apa gunanya melayani satu dua orang jiwa? Apa gunanya melayani para pemulung? Apa gunanya berbicara panjang lebar tentang Kristus kepada orang-orang sederhana ini? Jangan lihat mereka hanya dengan pandangan saat ini, tapi lihatlah bahwa kelak akan lahir orang-orang luar biasa dari pelayanan kita yang sederhana ini.

Lakukan pelayanan dengan sepenuh hati tanpa memandang siapa yang kita layani