zwani.com myspace graphic comments

Rabu, 12 Maret 2008

Industri Plastik - Karung & Kantong

Produk kemasan plastik cenderung meningkat terus seiring dengan semakin besarnya konsumsi masyarakat. Saat ini industri makanan dan minuman banyak menggunakan kemasan plastik sebagai pembungkus karena praktis dan relatif murah. Menurut Asosiasi Industri Olefin dan Plastik Indonesia (Inaplas), potensi pasar plastik Indonesia sangat besar yaitu sekitar 2,6 juta ton pada 2006 dan diperkirakan akan mencapai 4 juta ton pada 2015 dengan asumsi tingkat pertumbuhan hanya 6%. Pemakaian plastik di Indonesia masih rendah hanya 5 kg/orang/tahun dibandingkan dengan Taiwan misalnya yang mencapai 40 kg/orang/tahun. Berdasarkan data INAplas, kebutuhan plastik pada 2001 mencapai 1,650 juta ton, 2002 sebanyak 1,935 juta ton, 2003 sebanyak 2,150 juta ton dan 2004 sebanyak 2,250 juta ton dan 2005 sekitar 2,635 juta ton. Dengan demikian industri plastik kemasan di dalam negeri masih potensial untuk berkembang.

Kantong dan karung plastik merupakan jenis produk plastik yang saat ini volume produksinya terbesar diantara kelompok produk plastik lainnya di Indonesia seperti pipa dan selang plastik, plastik kemasan, plastik lembaran, maupun plastik kebutuhan rumah tangga. Pada tahun 2006 produksi kantong dan karung plastik mencapai 1.559.177 ton atau mencapai 39,3 % dari total produksi barang plastik di Indonesia pada tahun tersebut yang jumlahnya mencapai 3.967.255 ton.

Pada tahun 2003 produksi kantong dan karung plastik mencapai 1.513.395 ton, kemudian pada tahun 2006 hanya meningkat sedikit menjadi 1.559.177 ton dengan kapasitas produksi 1.978.769 ton maka utilisasinya mencapai 76,5%.

Berdasarkan data Departemen Perindustrian tahun 2006 terdapat 208 produsen kantong plastik serta 49 produsen karung plastik yang tersebar diseluruh Indonesia sebagai berikut:

Jenis Produk

Lokasi

Jumlah Produsen

Kantong plastik

Jawa Tengah

60

Jawa Barat

35

Jawa Timur

32

Jakarta

23

Banten

23

Sumatera Utara

18

Sumatera Selatan

4

Yogya

3

Kalimantan Barat

3

Kalimantan Timur

1

Bali

1

Jambi

1

Jumlah

208

Karung plastik

Jawa Timur

16

Jawa Tengah

12

Jawa Barat

9

Banten

6

Lampung

2

Sumatera Utara

2

Sumatera Selatan

1

Kalimantan Timur

1

Jumlah

49

Sumber: Depperin

Pemain utama industri karung dan kantong plastik sebagai berikut:

Nama Perusahaan

Kapasitas Produksi Per Tahun

PT Dasaplast Nusantara

59.800 ton

PT Injaplast

45.000 ton

PT Murni Mapan Makmur

12.000 ton

PT Wiharta Karya Agung

10.000 ton

Kondisi persaingan dari barang substitusi yaitu kemasan berupa karung goni, kertas, logam dan kaca relatif lemah. Industri kemasan di Indonesia mendapat permintaan terbesar untuk bahan plastik fleksibel sebesar 35%, kertas 24%, logam 17%, kaca 6% dan sisanya lain-lain (www.tempointeraktif.com tanggal 04-12-2007). Hal ini karena kemasan plastik fleksibel lebih praktis dan lebih murah.

Ekspor kantong dan karung plastik cenderung stagnan, karena sejak tahun 2002 hingga tahun 2006 tidak menunjukan perubahan yang berarti. Pada tahun 2002 ekspor kantong dan katung plastik mencapai volume 34.377 ton setelah itu hingga tahun 2006 hanya sedikit mengalami perubahan. Sementara itu, impor kantong dan karung plastik secara bertahap terus menurun hingga sampai November 2006 tercatat hanya sebesar 51 ton. Meskipun impor terus menurun, tetapi konsumsi dalam negeri hampir dipastikan meningkat karena produksi meningkat cukup besar dan ekspor cenderung terus menurun.

Ekspor dan Impor kantong dan karung plastik tahun 2002 – 2006

Tahun

Ekspor (Ton)

Impor (Ton)

2002

34.377

199

2003

29.729

731

2004

27.097

165

2005

35.409

141

2006 (Jan-Nov)

33.361

51

Sumber: Depperin

Minggu, 02 Maret 2008

Dalam Tangan Siapa?

Image002_1Bola basket dalam tanganku berharga $19.
Bola basket dalam tangan Michael Jordan berharga $33 juta.
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Image003Baseball dalam tanganku berharga $6.
Baseball dalam tangan Mark McGuire berharga $19 juta.
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Image004 Raket tenis tak ada gunanya dalam tanganku.
Raket tenis dalam tangan Venus Williams menghasilkan kemenangan dalam kejuaraan dunia.
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Image005 Tongkat dalam tanganku menghalau binatang buas.
Tongkat dalam tangan Musa membelah lautan luas.
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Image006 Ketapel dalam tanganku merupakan mainan anak-anak.
Ketapel dalam tangan Daud merupakan senjata dahsyat.
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Image007 Lima roti dan dua ikan dalam tanganku menjadi beberapa potong roti isi.
Lima roti dan dua ikan dalam tangan Yesus memberi makan ribuan orang.
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Image008 Paku-paku dalam tanganku menghasilkan sangkar burung.
Paku-paku dalam tangan Yesus Kristus menghasilkan keselamatan bagi segenap umat manusia.
Tergantung ada dalam tangan siapa.

Image009 Kau lihat sekarang, segala sesuatu tergantung ada dalam tangan siapa.
Jadi serahkan segala masalahmu, kekhawatiranmu, ketakutanmu, harapan-harapanmu, impian-impianmu, keluargamu, kawan serta sahabat-sahabatmu dalam tangan Tuhan sebab...
segala sesuatu tergantung ada dalam tangan siapa.

Industri Jasa Pengiriman (Kurir)

Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun terakhir berkembang cukup pesat. Hal itu terlihat dengan dengan munculnya sejumlah sejumlah perusahaan baru. Dibandingkan dengan sektor jasa lain, perusahaan jasa pengiriman termasuk salah satu sektor yang cukup prospektif di masa depan. Di tengah krisis yang melanda Indonesia sejak beberapa tahun terakhir, justru perusahaan jasa pengiriman banyak yang berkibar. Ketika banyak sektor usaha lain melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat krisis berkepanjangan, perusahaan jasa pengiriman masih mampu eksis hingga sekarang.

Menurut data dari Asperindo yang dikutip Harian Bisnis Indonesia tanggal 11 Juli 2006:

Tabel. Pendapatan Jasa Pengiriman di Indonesia Tahun 2005

Jenis Layanan

Nilai (USD juta)

Dokumen

91

Non Dokumen

99

Menurut Stefanus Didi Hartanto, Manajer Pengembangan Bisnis PT Cipta Krida Bahari Logistics, bila mengacu pada data total paid in country market untuk transportasi dan logistik tahun 2003 sebesar Rp 30,4 triliun, dengan asumsi pertumbuhan tiap tahun 15%, Stefanus memperkirakan tahun 2007 nilainya menjadi Rp 53,2 triliun. Kemudian, tahun 2011 akan menjadi Rp 93,1 triliun (SWA, 9 Agustus 2007).

Menurut M. Johari Zein, Ketua Umum Asperindo, market size jasa ekspres atau kurir (distribusi level door-to-door) mencapai Rp 6 triliun pada tahun 2006, Menurut data Asperindo, rata-rata pertumbuhan industri kiriman setiap tahun berkisar 15% (SWA, 9 Agustus 2007).

Menurut Ananta Dewandhono, Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) berdasarkan pengalaman di negara-negara maju, belanja logistik (pengiriman barang) mereka bisa mencapai 10% dari produk domestic bruto (PDB). Jika PDB Indonesia saat ini Rp 3.761 triliun, maka omzet bisnis logistik di dalam negeri bisa mencapai Rp 376 triliun (Investor Daily, 13 November 2007).

Kegiatan pengiriman barang di Indonesia belum efisien. Beberapa faktor yang menyebabkan inefisiensi itu antara lain, wilayah Indonesia berupa kepulauan, infrastruktur jelek, dan regulasi yang masih menimbulkan biaya tinggi. ketersediaan infrastruktur mesti menjadi modal utama pengembangan bisnis jasa pengiriman di masa depan. Dalam bisnis ini, ketepatan waktu pengiriman menjadi kunci utama sehingga segala bentuk kemacetan dan hambatan mesti bisa dilalui (Investor Daily, 13 November 2007).

Persaingan bisnis di bidang jasa kurir atau antaran barang/dokumen di Indonesia cukup ketat, cukup banyak pesaing baik pemain lokal maupun asing, antara lain :

- DHL - PT Pandu Siwi Sentosa

- TNT - Elteha

- Federal Express (FedEx) - PT Monang Sianipar Abadi (MSA)

- United Parcel Service (UPS) - PT Posindo

- PT Tiki JNE - PT CV Tiki dll.

Selain dengan perusahaan yang murni bergerak di bidang jasa kurir, perusahaan jasa pengiriman juga harus bersaing dengan perusahaan lain yang membuka usaha serupa misalnya PT Kereta Api Indonesia (KAI), Perum Damri, maupun perusahaan angkutan transportasi darat antarkota antarprovinsi (bus, travel), yang biasanya selain mengangkut penumpang, juga mengantar barang. Perusahan jasa pengiriman yang tercatat sebagai anggota Asperindo sebanyak 130 unit. Sedangkan Harian Bisnis Indonesia tanggal 6 November 2007 mencatat perusahaan jasa pengiriman di Indonesia mencapai 900 unit, bahkan SWA tanggal 9 Agustus 2007 sebanyak 1.500 unit.

Bisnis jasa pengiriman yang terus tumbuh namun karena melibatkan banyak pemain, persaingan pun tak terhindarkan. Untuk memenangkan persaingan, maka fokusnya adalah berlomba bagaimana memenuhi kebutuhan konsumen/pelanggan. Salah satu aspek yang paling diperhatikan dalam memilih jasa pengiriman adalah harga yang bersaing. Berkaitan dengan harga, PT Posindo memang paling murah dibandingkan semuanya. TIKU dan Tiki termasuk menengah. Sementara yang termasuk mahal adalah FedEx, DHL dan TNT (www.vibiznews.com, 19 Oktober 2007). Hal lain yang menjadi perhatian konsumen adalah kualitas, kecepatan, sampai di tempat tujuan dengan tuntas (dokumen semua beres), dan keamanan. Kemudian didukung oleh sistem teknologi yang baik, mudah klaim jika terjadi kesalahan, dan dokumentasi baik.

Tabel. Perbandingan Titik Layanan Perusahaan Jasa Pengiriman

Sarana

CV Tiki

JNE

LTH

MSA

Pandu

PosExpress

Titik layanan di Indonesia

800

674

250

12

110

22

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa titik layanan PT CV Tiki di Indonesia menempati urutan pertama cakupan geografis. PT Posindo merupakan pemain baru dalam bisnis paket pengiriman cepat dengan produk PosExpress (sejak tahun 2005) baru memiliki 22 titik layanan sampai Juni 2006. Namun tidak tertutup kemungkinan PosExpress akan mengandalkan jaringan PT Posindo yang mencapai 25.000 titik layanan.

Perusahaan kiriman asing seperti UPS, DHL, FedEx, dan TNT memiliki titik layanan yang lebih luas di seluruh dunia. Selain itu, beberapa di antaranya bahkan memiliki angkutan udara sendiri. Namun perusahaan kiriman asing belum terlalu banyak mempunyai titik layanan di Indonesia. Misalnya, TNT beroperasi di Indonesia di bawah bendera PT Skypak International dan baru mempunyai 17 kantor cabang dan 14 agen. Walaupun pemain asing di bisnis pengiriman di Indonesia makin semarak tetapi pada dasarnya masing-masing perusahaan mempunyai segmen pasar yang sudah jelas. Sebagai contoh: UPS pasarnya lebih banyak ke Amerika, DHL lebih ke Eropa, FedEx lebih banyak tertuju ke Amerika dan Eropa.

Semua perusahaan jasa pengiriman cepat menawarkan layanan yang hampir sama, yaitu kiriman sampai pada hari yang sama (dalam waktu 24 jam) atau kiriman sampai pada keesokan hari (dalam waktu 48 jam). Perbedaanya hanya terletak pada penentuan jam kiriman tiba untuk layanan sampai pada keesokan hari (misalnya tiba sebelum jam 10 pagi, sebelum jam 5 sore dll). Dengan demikian diferensiasi produk tidak terlalu signifikan.

Pengguna utama jasa ekspedisi (pengiriman) adalah industri manufaktur (60%), lalu grosir (25%) dan ritel (10%). Sektor manufaktur yang didominasi korporat memang membutuhkan jasa pengiriman barang dan produk yang tepat waktu (www.wartaekonomi.com, 18 Desember 2007).

Multilevel Kebaikan

Ada teman yang pernah bertanya, "apa sih yang
membuat kamu senang membantu orang lain?"

Saya berikan dia dua jawaban, pertama, karena Allah
senang dengan orang-orang yang suka membantu saudaranya. Allah
akan memberikan kemudahan bagi orang yang memudahkan orang lain.
Kedua, saya berjanji kepada seseorang untuk terus berbuat baik membantu
orang lain.

"Seseorang .?" teman saya makin bingung.

Baiklah, saya akan perjelas.

Beberapa tahun lalu saya pernah berada dalam kesulitan keuangan.
Kuliah saya terancam berantakan karena saya tak mampu mengumpulkan uang kuliah dari sisa-sisa gaji saya yang memang kecil.
Saya nyaris putus asa dan berpikir akan mengakhiri kuliah saya
dan berhenti di tingkat dua saja. Biarlah tinggal mimpi, pikir saya.

Disaat kebingungan dan putus asa melanda itulah, ada
seorang sahabat yang datang menanyakan kabar saya dan juga studi
saya. Karena kami biasa berterus terang tentang segala hal, saya
katakan kondisi saya baik-baik saja. Tapi kuliah saya yang terancam
gagal. Mendengar pengakuan saya, sahabat tersebut kemudian menawarkan
bantuan sejumlah uang untuk membayar uang kuliah saya yang
tertunggak.

Tanpa basa-basi, saya langsung menerima tawaran tersebut tanpa
berpikir terlebih dulu bagaimana nanti menggantinya.

Di akhir semester empat, saya sempat bertanya kepadanya perihal
bantuan yang diberikan kepada saya. Ada yang membuat saya heran dengan
jawabannya, "Saya hanya berjanji kepada seseorang untuk senantiasa
berbuat baik membantu orang lain"

Kemudian ia memperjelas, Ia pernah mendapati ibunya yang sakit keras dan
harus segera dibawa ke rumah sakit. Namun tak sepeser pun uang yang ia dan
anggota keluarga lain miliki saat itu. demi kesembuhan ibunya, ia
nekat menghubungi satu persatu orang yang dikenalnya yang mungkin bisa
membantu biaya pengobatan. Hingga akhirnya, ada seorang sahabat
lamanya yang dengan cuma-cuma membiayai seluruh biaya yang dibutuhkan
untuk kesembuhan sang ibu.

Terheran sahabat itu bertanya, "Kenapa kamu mau membantu saya?"

Jawabnya, "Karena saya telah berjanji kepada seseorang untuk
senantiasa berbuat baik membantu orang lain"

Menurut cerita sahabat saya, sahabat lamanya itu pernah pula mendapati
kesulitan dalam hidupnya. Ia hampir tak tahu kemana lagi meminta
bantuan hingga ia bertemu dengan seseorang yang tak dikenal
sebelumnya. Setelah berterus terang, orang tak dikenal itu pun
memberikan apa yang dibutuhkan sahabat lama itu.
kepada orang itu ia bertanya, "Anda sebelumnya tidak mengenal saya,
kenapa Anda mau membantu saya?"

Anda sudah bisa menduga jawabnya bukan? Tapi ada pertanyaan kedua dari
sahabat lama sahabat saya itu, "Bagaimana saya mengganti kebaikan Anda
ini?"

Orang tak dikenal itu menjawab, "Berjanjilah untuk melakukan banyak
hal untuk membantu kesulitan orang lain. Itu lebih baik nilainya
daripada mengganti apa yang telah saya berikan"

Begitulah seterusnya hingga saya tak pernah tahu siapa yang pertama
kali menyulam jaringan amal kebaikan ini. Sungguh, saya tak pernah
tahu. Hanya saja yang pasti akan saya lakukan setiap kali memberikan
bantuan kepada orang lain, saya akan berkata,
"Berjanjilah untuk melakukan kebaikan yang sama terhadap orang lain
yang membutuhkan"

DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK DUNIA

Subsidi Listrik Membengkak

Harga minyak dunia yang terbang hingga lebih dari USD 90 per barrel telah menggelembungkan biaya produksi listrik. Di saat ongkos berlipat, pendapatan penjualan listrik tak berubah karena PLN tak bisa mengutak-atik tarif dasar listrik tanpa ijin pemerintah. Otomatis, subsidi yang merupakan selisih antara buaya produksi dengan harga jual, semakin besar.

Pemicu utama kenaikan subsidi adalah kenaikan ongkos pembelian bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit listrik. Dalam proyeksi awal PLN, belanja BBM tahun 2007 hanyalah Rp 45 triliun. Namun setelah harga minyak tidak kunjung turun, PLN merevisi anggaran belanja BBM paling sedikit Rp 50 triliun. Dalam perhitungan proyeksi awal, PLN mengasumsikan harga minyak USD 60 per barrel. Padahal harga minyak sempat mencapai USD 90 per barel.

Penyebab lain kenaikan belanja BBM adalah tingginya konsumsi BBM. Semula, PLN memperkirakan pembangkitnya hanya akan mengkonsumsi BBM sebanyak 8,6 juta kiloliter selama tahun 2007. Ternyata, dalam kalkulasi terakhir kebutuhan BBM PLN melonjak menjadi 9,9 juta kiloliter.

Anggaran Subsidi dari Tahun ke Tahun

Tahun

Jumlah

(Rp Triliun)

2001

4.6

2002

4.1

2003

3.7

2004

10.7

2005

15.0

2006

31.2

2007

32.4

2008E

27.8

Sumber: Riset Kontan (2007).

Subsidi BBM Melonjak

Kenaikan harga minyak dunia langsung mendorong jumlah subsidi BBM di APBNP 2007 senilai Rp 91 triliun. Padahal, APBNP 2007 hanya mematok subsidi untuk BBM sekitar Rp 50.034 triliun. Antara lain untuk bensin sebanyak Rp 10.365 triliun, minyak tanah Rp 29.581 triliun dan solar Rp 10.088 triliun.

Pemerintah juga harus menambah subsidi listrik ke PLN dari semula Rp 32.24 triliun menjadi Rp 50 triliun. Artinya, untuk mempertahankan agar harga BBM dan listrik tidak naik, pemerintah harus menghabiskan dana sekitar Rp 49.8 triliun. Kenaikan subsidi ini hanya berdasarkan patokan jumlah konsumsi BBM pas banderol sesuai dengan jatah APBNP 2007 sekitar 36.1 juta kiloliter.

Anggaran subsidi BBM dan Listrik

Tahun

APBNP 2006

APBNP 2007

APBN 2008

Subsidi BBM

Rp 64.21

Rp 55.040

Rp 45.807

Subsidi Listrik

Rp 10.34

Rp 32.444

Rp 29.783

Sumber: Riset Kontan (2007).

Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Bank Indonesia (BI) pesimistis pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa mencapai 6.5%. Kesimpulan ini muncul setelah BI melihat gejala kenaikan harga minyak di pasar internasional.

Perkiraan BI, jika rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price – ICP) sekitar USD 70 per barrel maka ekonomi tahun 2008 hanya tumbuh paling tinggi 6.24%. BI juga mempunyai simulasi, makin tinggi kenaikan harga minyak pertumbuhan ekonomi juga makin lamban. Mahalnya harga minyak akan menyebabkan konsumsi swasta melorot. Otomatis daya beli masyarakat bakal anjlok karena harga minyak juga akan mempengaruhi harga barang lain termasuk barang impor. Pada akhirnya, inflasi akan lebih tinggi.

Asumsi Makro Ekoonomi 2008


Versi Pemerintah

Versi BI

Pertumbuhan Ekonomi

6.8%

6.2% - 6.8%

Inflasi

6.0%

5% plus minus 1%

Suku bunga SBI

7.5%

-

Kurs rupiah

Rp 9.100 per USD

-

Sumber: Riset Kontan (2007).

Dalam hitungan BI, ICP kemungkinan akan bergerak di kisaran USD 75 per barrel. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Indonesia 2008 paling tinggi sebesar 6.8%. BI juga memperkirakan inflasi tahun depan bisa terdorong hingga 6.4%. Padahal target BI cuma 5% plus minus 1% sedangkan target APBN 2008 sebesar 6%.

Simulasi Dampak Kenaikan Harga Minyak

Harga Minyak (USD/Barrel)

Pertumbuhan Ekonomi 2008 (%)

Inflasi (%)

60

6.54

6.10

68

6.30

6.26

70

6.24

6.30

75

6.09

6.40

80

5.94

6.50

85

5.79

6.60

90

5.64

6.70

95

5.49

6.80

Sumber: Bank Indonesia (November 2007)