zwani.com myspace graphic comments

Minggu, 19 Oktober 2008

Industri Sepeda Motor

Keadaan supply dan demand

·   Setelah terus mengalami kenaikan sepanjang 2001-2005, penjualan sepeda motor mengalami penurunan cukup tajam pada 2006. Penurunan ini disebabkan kenaikan harga BBM yang menurunkan daya beli masyarakat. Pada 2007, penjualan sepeda motor mencapai 4,7 juta unit, meningkat sebesar 5,9% dibanding 2006. Pada 2008, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memperkirakan penjualan sepeda motor akan mencapai 5,2 juta hingga 6 juta unit atau meningkat 10,6% dibanding 2007.

Tabel. Perkembangan Penjualan Sepeda Motor 2001 – 2007


 

 

 



Sumber: AISI (2007).

 

·   Hingga 2007, sepeda motor merk Honda masih memimpin pasar sepeda motor nasional dengan total penjualan 2,14 juta unit pada 2007, namun perannya menurun dari 61,9% pada 2002 menjadi 45,5% pada 2007. Sebaliknya pada periode yang sama pangsa pasar Yamaha meningkat dari 16,2% menjadi 39,3%. Tingginya pertumbuhan penjualan Yamaha disebabkan merk ini termasuk rajin melakukan inovasi terhadap produknya.

 

 

 







Sumber: AISI (2007)

 

·   Menurut jenisnya, penjualan sepeda motor masih didominasi oleh bebek. Namun demikian peran bebek semakin mengecil, dari 89% pada 2005 turun menjadi 73,6% pada 2007. Sebaliknya, jenis skutik mengalami lonjakan pangsa pasar dari 3% pada 2005 menjadi 185 pada 2007. Diperkirakan pada 2008, pangsa skutik akan mencapai 28%.

 

 




Sumber: AISI (2007)

 

·   Dari sisi kelas produk, Honda dan Yamaha unggul di semua kelas sepeda motor. Honda memimpin di kelas bebek 125 cc ke atas sedangkan Yamaha memimpin di kelas skutik dan bebek 100-110 cc.


 


Sumber: AISI (2007)

 

Kondisi persaingan

Produsen sepeda motor terbesar di Indonesia adalah Astra Honda Motor (AHM) dan Yamaha Indonesia Manufacturing, baik dari sisi kapasitas produksi, penjualan maupun jumlah jaringan distribusi. Pada 2007, kedua produsen ini menguasai 84,8% pangsa pasar sepeda motor nasional. Hingga 2007, AHM masih terdepan namun YIM tumbuh lebih pesat serta cenderung menggerus pangsa pasar AHM. Dua pemain baru yang juga berpotensi menggerus pangsa pasar sepeda motor adalah Bajaj dan TVS dari India.

 


 

Peluang Pasar

Jumlah penduduk Indonesia 2007 sebanyak 231.600.000 orang sedangkan populasi sepeda motor Indonesia 2007 adalah 32.307.108 unit. Dengan demikian, peluang pasar sepeda motor di Indonesia masih cukup terbuka mengingat rasio penduduk terhadap sepeda motor baru mencapai 7 : 1 (satu sepeda motor dimiliki 7 penduduk). Titik jenuh tercapai saat rasio jumlah penduduk terhadap sepeda motor sebesar 5 : 1.

 

Strategi pemasaran

Strategi usaha yang umum dilakukan oleh dealer kendaraan bermotor adalah:

-    Kemudahan pembayaran angsuran, misalnya dapat dilakukan melalui ATM.

-    Keamanan BPKB terjamin.

-    Kemudahan pengurusan STNK.

-    Kecepatan layanan ke pelanggan.

-    Memperluas distribusi dengan membuka cabang hingga ke kota-kota kecil sehingga akan memudahkan pelanggan karena sebagian besar pelanggan adalah kalangan masyarakat menengah bawah.

-    Pemberian discount dan bonus.

-    Pemberian harga khusus untuk pelanggan yang pernah mengajukan kredit sebelumnya.

-    Membebaskan kewajiban membayar angsuran dalam bulan-bulan tertentu seperti saat hari raya Idul Fitri, Natal dan tahun pelajaran baru.

-    Memberikan penawaran skema angsuran sebagai berikut:

a.      Progressive installment yaitu nilai angsuran awal akan lebih rendah dari angsuran normal,

b.      Degresive installment yaitu konsumen akan mendapatkan angsuran yang menurun setiap enam bulan yang menghindarkan konsumen dari resiko di masa akhir angsuran, dan

c.      Ballon payment yaitu angsuran awal akan lebih rendah dari angsuran normal, dan sisa utang akan dibayarkan pada angsuran terakhir.

-    Menawarkan pembelian kendaraan bekas secara kredit.

-    Pengurusan dokumen cepat dan mudah.

-    Membina hubungan baik dengan pelanggan dengan meningkatkan kualitas layanan dan ketepatan waktu pengiriman sehingga dapat memupuk rasa kepercayaan pelanggan.

 

 

 

 

Industri Batubara

aACadangan Batu Bara

·   Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan cadangan batu bara terbukti Indonesia mencapai 5,3 miliar ton. Jika produksi batu bara nasional mencapai 200 juta ton per tahun, maka cadangan batu bara yang ada akan habis dalam 26,5 tahun. Dari cadangan itu, sebanyak 4,395 miliar ton atau 83% berlokasi di Kalimantan sedangkan sisanya berada di wilayah Sumatra (www.mediaindonesia.com tanggal 17 Desember 2007).  

·   Cadangan batu bara terkira berada di Sumatra 12,998 miliar ton dan Kalimantan 413 juta ton. Jika dihitung berdasarkan cadangan terkira Indonesia yang mencapai 13,411 miliar ton, maka batu bara akan habis dalam 67 tahun (www.mediaindonesia.com tanggal 17 Desember 2007). 

·   Potensi sumber daya batu bara di Jawa sebesar 14 juta ton, Sumatra 53,824 miliar ton, Kalimantan 36,225 miliar ton, Sulawesi 233 juta ton, Maluku 213 juta ton, dan Papua 153 juta ton. Jika dihitung berdasarkan potensi sumber daya batu bara Indonesia yang mencapai 90,452 miliar ton, maka batu bara akan habis 452 tahun (www.mediaindonesia.com tanggal 17 Desember 2007). 

·   Menurut Menteri ESDM, total 60.5 miliar ton deposit batubara telah ditemukan di Indonesia, 7 miliar ton diantaranya digolongkan cadangan terbukti. Pertambangan batubara sebagian besar terletak di Kalimantan dan Sumatra dengan cadangan terkira masing-masing 32.9 miliar ton dan 27.3 miliar ton.

Profil sumber energi Indonesia

Jenis bahan bakar fosil

Sumber

Cadangan

(Terbukti + Terkira)

Produksi (tahunan)

Cadangan/Produksi Rasio (tanpa eksplorasi) Tahun

Minyak mentah

86.9 miliar barrel

9 miliar barrel

500 juta barrel

18

Gas

384.7 TSCF

182 TSCF

3.0 TSCF

61

Batubara

57 miliar ton

19.3 miliar ton

130 juta ton

147

Sumber: Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005.

 

Jenis Batu Bara

·   Batubara Indonesia pada umumnya berkisar nilai panas rendah sampai medium.

-    Low           25.0%

-    Medium     59.0%

-    High           14.9%

-    Very High   1.1%

Sumber: Indonesia Coal Book 2006/2007

·   Berdasarkan kualitasnya, batu bara dapat dikategorikan berkualitas sangat tinggi  jika kadar zat terbang (volatile matter-nya) tinggi, sehingga mampu menghasilkan nilai bakar mencapai 7.000 kilokalori (kkal) per kilogram atau lebih. Sementara itu, batu bara kualitas rendah atau batu bara muda (brown coal lignite) ditandai dengan kadar air yang tinggi sehingga hanya memiliki nilai bakar sekitar 5.000 kkal per kilogram atau kurang. Sekitar 60% batu bara di Tanah Air berkualitas sedang, dengan nilai bakar 5.000–6000 kkal per kilogram. Adapun sisanya berkualitas rendah 24%, berkualitas tinggi 13%, dan sangat tinggi 1% (www.wartaekonomi.com tanggal 02 Agustus 2007).                                   

·   Produsen batubara Indonesia biasanya menjual batubara sebagian besar sebagai batubara campuran untuk memenuhi kualitas dan standar tertentu oleh konsumen. Contoh, Adaro mengapalkan batubara ke Amerika Serikat dalam bentuk campuran untuk memenuhi standar polusi udara. Contoh lain, BUMI mencampur batubara bituminous dan sub-bituminous untuk memenuhi kualitas tertentu karena dijual dengan merek seperti Prima Coal, Pinang Coal, Senakin Coal dll.

·   Batubara bituminous terutama digunakan konsumen dalam pembangkit listrik dan industri baja di negara berkembang karena sifat pembakaran lebih bersih dan kadar energi lebih tinggi. Sedangkan batubara sub-bituminous digunakan di pabrik pembangkit listrik di negara kurang berkembang karena harganya lebih murah.

Empat jenis batubara berdasarkan komponen geologis dan kualistasnya (nilai panas).

Jenis

Kualitas

Nilai kalori (kkal/kg)

Lignite

Low

<5100

Sub-bituminous

Medium

5100 – 6100

Bituminous

High

6100 – 7100

Anthracite

Very High

>7100

Sumber: Indonesia Coal Book 2006/2007

Industri Batu Bara

·   Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia Soedjoko Tirtosoekotjo, ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam menjalankan bisnis batu bara (www.swa.co.id tanggal 10 Juli 2006), yaitu:

1.      Memperoleh konsesi dengan mengajukan izin penyelidikan umum, eksplorasi hingga eksploitasi.

2.      Joint venture dengan pemilik konsesi yang sudah ada

3.      Mengakuisisi perusahaan pertambangan yang sudah beroperasi

4.      joint operation yaitu operasi penambangan akan diserahkan untuk dikelola perusahaan lain.

5.      Pedagang (trader), yang menghubungkan pihak pembeli dengan produsen.

·   Harga batubara diprediksi bisa menembus USD 81 per ton di triwulan
IV-2008 atau tumbuh 38,8% dari posisi triwulan I-2008 (www.detikfinance tanggal 30 April 2008). Namun pada 19 Mei 2008 harga batubara terpantau berada pada US$ 108,75. sehingga harga batubara telah naik 90,79% selama 100 hari terakhir dan naik 88,31% selama tahun 2008 (www.vibiznews.com tanggal 19 Mei 2008). Pada 30 Mei 2008, harga batu bara untuk pembangkit (thermal coal) di pelabuhan Newcastle, Australia, yang tercermin dalam indeks globalCOAL NEWC telah mencapai USD 151,70 per ton. Harga ini dua kali lipat lebih dibandingkan harga awal tahun 2008 yang baru sebesar USD 56,35 per ton. Kondisi ini disebabkan lalu lintas pelabuhan yang terganggu sehingga menghambat pengapalan batu bara padahal permintaan batu bara tengah melonjak akibat perusahaan listrik India mengimpor batu bara dua kali lebih banyak dari biadanya dan China membatasi ekspor batu bara.
Pengamat perminyakan dan energi, Kurtubi menilai peningkatan harga minyak juga ikut memicu kenaikan harga batu bara dan meramalkan harga batu bara akan menembus USD 200 per ton hingga akhir 2008 (Kontan tanggal 02 Juni 2008).

Gambar. Pergerakan Indeks Harga Batubara



 


Sumber: www.coalportal.com

·   Kenaikan harga batu bara tidak bisa langsung dinikmati oleh produsen batu bara. Hal ini karena harga jual batu bara telah terikat kontrak sebelumnya (Kontan tanggal 02 Juni 2008).

Keadaan supply dan demand

·   Menurut World Coal Institute (2006), batubara tetap menjadi bahan bakar yang paling banyak dipakai di pembangkit listrik di banyak negara industri berkembang selama beberapa tahun mendatang. Hal ini karena harga batubara lebih rendah dibanding harga minyak mentah, maka batubara dianggap sebagai bahan bakar fosil termurah berdasarkan kadar panasnya. Keuntungan lain dari batubara meliputi pasokan yang stabil dari berbagai sebaran lokasi geografis, penyimpanan yang aman dan mudah, serta kemudahan transportasi melalui kereta atau kapal.

·   Secara geografis, pertumbuhan impor terbesar ada di Asia. China merupakan salah satu kontributor utama pertumbuhan impor batubara di Asia sedangkan Indonesia merupakan eksportir utama sejak tahun 2005.

Impor (juta ton)

2002

2003

2004

2005

2006

Asia

Jepang

94.4

102.6

114.8

118.0

115.4

Korea Selatan

3.4

4.7

6.5

5.9

5.8

Taiwan

42.9

46.6

52.4

52.9

54.1

China

31.8

43.2

40.7

47.4

53.8

India

11.9

12.6

15.5

23.7

23.8

Asia lain

55.4

50.5

63.6

63.5

81.0

Total Asia

239.8

260.2

293.5

311.4

333.9

Eropa

144.1

159.7

171.9

170.7

185.4

Amerika Utara

31.8

43.2

40.7

47.4

53.8

Timur Tengah

8.7

14.3

11.3

11.7

13.1

Amerika Selatan/Tengah

3.4

4.7

6.5

5.9

5.8

Afrika

3.6

4.1

4.1

4.2

4.7

Oceania

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

Lainnya

22.4

28.4

24.6

25.1

27.8

Total

454.0

514.8

552.8

576.6

624.7

Sumber: AME Minerals Economics Pty Ltd (2007).

Ekspor (juta ton)

2002

2003

2004

2005

2006

Indonesia

70.2

87.8

103.0

123.8

168.9

Australia

99.5

104.0

107.9

108.8

112.8

Russia

33.9

46.9

60.0

63.6

74.0

Afrika Selatan

67.3

66.8

63.6

72.8

65.6

China

68.9

79.9

75.3

63.3

56.0

Columbia

33.9

44.4

49.9

53.8

56.0

Kazakhtan

22.3

25.4

24.9

22.5

21.0

Amerika Serikat

16.3

18.9

19.0

19.1

19.8

Polandia

19.1

17.4

16.6

17.6

12.5

Lainnya

22.6

23.3

32.6

31.3

38.1

Total

454.0

514.8

552.8

576.6

624.7

Sumber: AME Minerals Economics Pty Ltd (2007).

·   Konsumsi batubara Indonesia 2005 sebagai berikut:

-    Pembangkit listrik        64%

-    Industri                           22%

-    Semen                           14%

Sumber: ESDM (2006)

·   Secara rata-rata, konsumsi batubara Indonesia hanya 26% dari total produksinya, sedangkan 74% produksi dijual ke pasar ekspor. Selama 10 tahun terakhir, produksi dan konsumsi Indonesia telah meningkat masing-masing 14.5% dan 14.9%. Diperkirakan produksi dan konsumsi batubara Indonesia akan meningkat mengingat rencana pemerintah untuk menyediakan tambahan pembangkit listrik batubara berkapasitas 10000 MW di seluruh Indonesia pada tahun 2010. Tambahan pembangkit listrik ini diperkirakan mendorong/memacu konsumsi batubara domestik hingga 40 juta ton p.a. Banyak pemain industri yakin Indonesia akan memproduksi 200 juta ton batubara pada tahun 2010.

   Produksi dan konsumsi batubara Indonesia (dalam juta ton)

 

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

Produksi

33.7

38.3

45.3

47.4

46.5

63.6

70.3

81.4

90.4

119.9

Konsumsi

8.2

9.3

11.6

13.7

16.7

18.0

17.9

22.1

23.5

27.7

Sumber: BP Stastitical Review of World Energy 2006/2007.

Kondisi persaingan

·   Produksi batubara Indonesia didominasi oleh 7 perusahaan pertambangan batubara terbesar yang produksinya jika digabungkan mencapai 83% dari total produksi batubara Indonesia 2006. Sedangkan sektor kelistrikan mendominasi konsumsi batubara Indonesia tahun 2005.

Tujuh perusahaan pertambangan batubara terbesar tahun 2006

Perusahaan

Produksi (juta ton)

PT Kaltim Prima coal

35,30

PT Adaro

34,70

PT Kideco Jaya Agung

18,90

PT Arutmin Indonesia

15,30

PT Indominco Mandiri

10,64

PT Berau Coal

10,54

PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk

8,67

T O T A L

134,05

Sumber: ESDM (2007), kecuali PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia dari BUMI

Prospek Industri Batu Bara

·   Konsumsi batubara dunia telah meningkat cepat sejak tahun 2001 seiring harga minyak melonjak CAGR 21.7% p.a. sementara di saat yang sama harga batubara hanya meningkat CAGR 9% p.a. Kondisi ini memicu konsumsi batubara sebagai substitusi sumber energi. Konsumsi batubara selama 5 tahun terakhir (2001 – 2006) telah meningkat CAGR 3.1% p.a., hampir 2 kali lipat dibanding periode 5 tahun sebelumnya (1996 – 2001) yang hanya meningkat CAGR 1.75 p.a.

Outlook produksi batubara Indonesia (juta ton)

 

2005

2006

2010

2015

2020

2025

Domestik

41

46

115

148

177

214

Ekspor

106

124

101

109

106

104

Produksi

150

169

216

257

283

318

Sumber: Indonesia Coal Book 2006/2007

·   Jika dilihat kebutuhan batu bara di level nasional, maka kebutuhan untuk sektor pembangkit listrik, semen dan industri di masa yang akan datang terus meningkat pesat, yang berarti eksplorasi yang lebih besar.

Perkiraan Kebutuhan Batu Bara Nasional (juta ton)

Tahun

Kelistrikan

Pabrik Semen

Industri

2010

47,7

6,3

4,5

2015

54,0

8,5

7,6

2020

72,0

11,1

12,5

Sumber: CSBD, Studi Industri Batubara (2006).

Substitusi

Barang substitusi bagi batubara antara lain :

-    Minyak Bakar/MFO/MDO/Solar

Merupakan bahanbakar utama yang selama ini digunakan untuk mengerakkan mesin industri maupun diesel penghasil listrik. Semakin mahalnya harga Minyak mentah sebagai bahan dasar pembuatan BBM bagi industri menyebabkan banyak perusahaan industri manufaktur mulai beralih ke batu bara. Tingkat efisiensi penggunaan batubara sebagai penggati bahan bakar boiler pada pabrik tekstil adalah 30% dibandingkan boiler yang memakai bahan bakar dari minyak (solar/MFO/MDO). Pada sisi lain pengenaan tarif solar industri yang lebih mahal dari solar untuk non industri menyebabkan biaya bahan bakar untuk pabrik semakin meningkat. Keunggulan BBM sebagai sumber energi pada industri manufaktur adalah sebagian besar pabrik masih memiliki boiler dengan bahan bakar minyak, untuk beralih ke batubara dibutuhkan investasi yang cukup besar. 

-    Listrik dari Energi non BBM

Energi listrik alternatif untuk industri manufaktur dan power plant adalah dengan menggunakan energi yang dapat diperbaharui seperti energi air (PLTA), energi panas bumi (PLTG) dll. Pembangkit listrik dengan energi non BBM ini masih terbatas kemampuan dalam menyuplai energi yang dibutuhkan oleh masyarakat dan industri.

Strategi usaha

Strategi usaha yang dapat dilakukan oleh pemain dalam industri batu bara adalah:

-    Mengikat kontrak dengan beberapa buyer sehingga bargaining position semakin kuat.

-    Mengupayakan loading rate yang semakin meningkat.

-    Menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan calon pelanggan baru sehingga kontinuitas pemesanan dan negosiasi harga menjadi lebih mudah.

-    Melengkapi peralatan dan SDM sehingga mampu memproduksi batu bara dengan efektif.

-    Mengupayakan Community Development yang baik sehingga ganguan terhadap aktivitas tambang dapat diminimalisir.

-    Antisipasi terhadap isu kelestarian alam dan lingkungan hidup yang sering dijadikan komoditi oleh LSM.

 

Saluran pemasaran

-    Saluran pemasaran langsung, yaitu penjualan kepada pengguna akhir misalnya kepada PLN, industri semen, dan industri lainnya.

-    Saluran pemasaran tak langsung, yaitu penjualan dengan menjadi subkontrak suatu proyek.

Pembeli utama

Negara tujuan utama ekspor batu bara Indonesia (2005) adalah Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Hong Kong dan India. Ekspor ke China hanya 1,16%.

No.

Negara

Persentase

1.

Jepang

22,82

2.

Taiwan

13,68

3.

Korea Selatan

9,38

4.

Hong Kong

8,45

5.

India

8,24

6.

Swiss

4,04

7.

Thailand

4,01

8.

Malaysia

3,75

9.

Spanyol

3,44

10.

Italia

4,04

11.

Filipina

2,50

12.

USA

1,82

13.

Inggris

1,67

14.

Lainnya

12,18

Sumber: ESDM (2006).