zwani.com myspace graphic comments

Minggu, 06 Juli 2008

Konstruksi Baja

· Struktur rangka baja banyak digunakan pada bangunan tingkat tinggi karena sifatnya yang ringan, rigid dan stabil. Kelebihan dari material baja adalah bobot beratnya yang demikian kecil dibandingkan dengan material rangka lainnya. Dengan daya tahan terhadap tekanan dan tarikan yang lebih unggul daripada material rangka kayu serta bobot materialnya sendiri.

· Dengan sistem pabrikasi (perakitan) yang begitu efisien dan praktis, rangka baja dapat memenuhi tuntutan akan efisiensi waktu dalam penyelesaian suatu gedung. Dengan sistem pabrikasi ini, rangka baja dapat dikerjakan terlebih dahulu atau bersamaan dengan dimulainya pekerjaan awal pembangunan suatu gedung, misalnya, saat dilakukan galian pondasi atau pelaksanaan tiang pancang. Dan, ketika pemasangan dinding bata telah mencapai level tertentu yang diinginkan, rangka baja siap ditempatkan pada posisinya.

· Bahan baku konstruksi baja terdiri dari kawat las, oksigen, baja, atap baja, mur dan baut, dan seng.

a. Keadaan supply dan demand

· Berdasarkan analisis internal PT. Krakatau Steel, konsumsi baja domestik pada tahun 2008 akan meningkat 10% atau sebesar 3,25 juta ton (www.bakrie-brothers.com tanggal 17 Maret 2008). Meski diprediksi meningkat, penyerapan konsumsi pada 3 hingga 4 bulan pertama semester I/2008 masih akan melambat seiring penyesuaian daya beli konsumen akibat lonjakan biaya transportasi yang memengaruhi harga baja domestik. Jika terjadi kenaikan harga dunia, produsen baja domestik akan menyesuaikan dengan ketentuan harga internasional sehingga dalam empat bulan pertama 2008, daya beli konsumen hilir baja di dalam negeri akan mencari titik keseimbangan baru. Sementara itu, memasuki kuartal II/2008, konsumsi baja domestik diperkirakan akan kembali normal.

· Konsumsi baja Indonesia saat ini 26,2 kilogram per kapita—padahal sebelum krisis sempat mencapai 35 kilogram (www.wartaekonomi.com tanggal 5 Maret 2008). Bandingkan dengan negara-negara Asia lainnya, seperti Korea Selatan (995,8 kilogram), Malaysia (278,9 kilogram), atau bahkan Vietnam (65,9 kilogram) dan Filipina (35,8 kilogram). Dengan demikian industri konstruksi baja di dalam negeri masih potensial untuk berkembang

· Gabungan Asosiasi Pabrik Besi Baja Seluruh Indonesia (Gapbesi) menyatakan
sepanjang 2005 hingga 2006,
Indonesia kekurangan pasokan produk baja hilir 2,44 juta ton bagi kebutuhan domestiknya . Konsumsi produk baja hilir sudah mencapai 6,9 juta ton, sementara produksi dalam negeri untuk produk serupa hanya 4,43 juta ton. Dengan permintaan dalam negeri yang selalu meningkat 5% hingga 7% per tahun, maka produksi baja hilir dalam negeri diperkirakan belum mencukupi konsumsi hingga 2010, jika pada saat yang bersamaan, tidak terjadi penambahan investasi yang signifikan.

· Tingginya permintaan produk pabrikasi baja (konstruksi), khususnya konstruksi ringan, diduga akan terus berlangsung dalam beberapa tahun ke depan, seiring membaiknya pertumbuhan ekonomi nasional (Bisnis Indonesia tanggal 5 November 2007). Prediksi ini ditandai dengan maraknya bisnis telekomunikasi, properti, termasuk real estat dan pembangunan infrastruktur. Industri pabrikasi baja mengalami pertumbuhan hingga 20% seiring meningkatnya permintaan tower BTS dari operator telepon selular di Indonesia yang berkisar 800 – 1.000 unit tiap tahun. Sedangkan pengerjaan satu buah tower BTS membutuhkan baja dengan berat 6 – 30 ton (www.antara.co.id tanggal 1 Februari 2008).



sumber: www.wartaekonomi.com tanggal 5 Maret 2008.

b. Kondisi persaingan

· Persaingan antar perusahaan kontraktor baja tertuju pada persaingan harga dan layanan konstruksi yang diberikan. Khusus di Semarang, jumlah perusahaan kontraktor baja tidak terlalu banyak, hanya terdapat 4 pesaing namun untuk pemain kontraktor baja secara nasional cukup banyak yaitu 98 perusahaan (PT. Dataindo Inti Swakarsa, 2006)

c. Substitusi

Konstruksi baja ringan biasanya digunakan untuk konstruksi pabrik dan gudang memperoleh persaingan dari barang substitusi yaitu konstruksi dari beton. Sedangkan untuk rangka atap dan dinding rumah tinggal konstruksi baja ringan mendapat persaingan konstruksi dari kayu. Penggunaan material baja untuk proyek hunian diprediksi menjadi tren di masa mendatang. Untuk mendapatkan kayu bermutu pada saat sekarang ini semakin sulit dan harganya relatif mahal, kualitas baja ringan dianggap tidak kalah dari kayu, bahkan memiliki keunggulan tersendiri, yaitu materialnya ringan, kuat dan anti rayap (Harian Global tanggal 04 Mei 2007).

Selain itu jika dibandingkan dengan beton Pengerjaan konstruksi baja bisa dilakukan sebelum material tiba di lokasi sehingga waktu yang dibutuhkan jauh lebih cepat. Tidak seperti proyek yang dikerjakan dengan konstruksi beton yang dalam setiap langkah setelah pengecoran struktur bangunan harus menunggu sedikitnya 28 hari untuk menunggu tingkat kekuatan tekan dan kekuatan tarik dari konstruksi beton bersangkutan. (Kompas tanggal 14 Oktober 2004). Namun biaya mendirikan bangunan yang dikeluarkan konstruksi baja lebih mahal daripada konstruksi beton atau kayu.